Wakatobi merupakan gugusan pulau yang terdiri dari Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia dan Binongko dengan Luas wilayah sekitar 18.377 km², terdiri dari daratan seluas ± 823 km² atau hanya sebesar 3%, dan luas perairan ± 17.554 km² atau sebesar 97 % dari luas Kabupaten Wakatobi adalah perairan laut.
Dengan laut yang seluas itu mestinya kabupaten Wakatobi bisa menjadikan laut sebagai investasi bagi kesejahteraan masyarakat Wakatobi. Namun sangat disayangkan jika laut yang begitu luas mendapatkan perhatian yang minim dari pihak pemerintah.
Berbicara panjang lebar tentang kesejahteraan masyarakat hanya akan menjadi ilusi bila mana perairan laut yang dilabeli surga nyata itu tidak terawat dengan baik. Lemah dan kacaunya regulasi yang mengatur perairan mulai dari penangkapan/pengambilan, pemanfaatan, sampai batas kawasan membuat laut semakin terancam.
Selain itu ancaman juga hadir dari pertumbuhan penduduk yang begitu pesat. Betapa tidak semakin banyak penduduk yang menggantungkan hidupnya pada laut tentu berlomba lomba untuk mengais dan mengerok hasil laut. Demi memenuhi kuota perut boleh jadi mereka melakukan tindakan yang tidak ramah lingkungan.
Kekhawatiran pun datang menghantui nasib para nelayan dengan berbagai macam tanya, harapan dan ramalan tntang masa depan laut Wakatobi.
Dapatkah surga itu bertahan ?
Dapatkah kebutuhan terpenuhi ?
Atau malah akan menjadi semakin parah.
Mengutip dari tanggapan salah satu aktivis mahasiswa (Adi majuun) menyatakan bahwa segitiga karang dunia, surga nyata bawah laut, dan sepuluh bali baru yang menjadi kebanggaan masyarakat Wakatobi sebagai destinasi wisata unggulan tidak seperti yang dibayangkan.
Dewasa ini yang kita bayangkan tentang Wakatobi hanya tentang keindahan lautnya, tetapi penjarahan hasil laut dan Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kekayaan alam yang disebut oleh para wisatawan sebagai surga nyata bawah laut.
Kemudian ia menambahkan, Jika keadaan ini terus berlangsung, maka bisa dipastikan Wakatobi yang dikenal sebagai tempat hidup dan berkembangnya berbagai jenis spesies tinggal nama yang akan menjadi kenangan.
Keadaan seperti ini menggambarkan kondisi yang tidak baik-baik saja, olehnya itu harapannya pemerintah bisa lebih memperhatikan dan melindungi laut Wakatobi.
Oleh: Muhamad Ilham